Judul : Pengaruh
Pengalaman Time Budget Pressure dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit
The
effect Of Audit Experience Time Budget Pressure and Auditors’ Ethic On Audit
Quality
Penulis : Goodman Hutabarat
PENDAHULUAN
Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat
dalam beberapa tahun terakhir. Kasus Enron dan kasus Worldcom di Amerika dan
kasus-kasus audit lainnya membuat kredibilitas auditor semakin dipertanyakan.
Kasus Enron di Amerika yang melibatkan kantor akuntan publik Arthur Andersen.
Pada kasus Enron tersebut terjadi manipulasi laporan keuangan. Pada laporan
keuangan dilaporkan perusahaan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal
sebenarnya perusahaan mengalami kerugian. Berdasarkan hasil pemeriksaan
ditemukan ternyata terdapat beberapa pejabat, manajer dan sebagian besar staf
akuntansi Enron adalah mantan auditor di KAP Andersen.
Berdasarkan
kasus audit di atas menimbulkan pertanyaan, apakah sebenarnya auditor tersebut
mampu mendeteksi kecurangan-kecurangan dan kelemahan penyajian laporan keuangan
klien atau sebenarnya mereka mampu mendeteksinya tetapi tidak mengumumkannya
dalam laporan audit. Jika auditor tidak mampu mendeteksi trik rekayasa yang
dilakukan klien maka yang menjadi inti permasalahannya adalah kompetensi atau
keahlian auditor tersebut. Namun apabila yang terjadi akuntan publik ikut
mengamankan praktik rekayasa tersebut, seperti yang terungkap dalam kasus Enron
maka inti permasalahannya adalah independensi auditor.
Menurut
Libby dan Frederick (1990) pengalaman yang dimiliki auditor akan mempengaruhi
kualitas auditnya, mereka menemukan bahwa semakin banyak pengalaman auditor
semakin dapat menghasilkan berbagai dugaan dalam menjelaskan temuan audit.
Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi
kinerja auditor (Bonner, 1990; Ashton, 1991; Choo dan Trotman, 1991; Tubbs,
1992; Abdolmohammadi dan Wright, 1987).
Faktor
lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit adalah time budget pressure (tekanan
anggaran waktu). Menurut Waggoner et.al (1991), jika alokasi waktu untuk
penugasan tidak cukup, maka auditor mungkin mengkompensasikan dengan kerja
mereka dengan cepat, dan hanya menyelesaikan tugas-tugas yang penting saja
sehingga mungkin menghasilkan kinerja yang tidak efektif. Dezoort (1998)
menyatakan bahwa adalah hal yang umum ditemukan bahwa di bawah tekanan anggaran
waktu, individu cenderung akan bekerja dengan cepat sehingga akan berdampak
pada penurunan kinerjanya. Time budget pressure akan memberikan pengaruh
yang negatif terhadap kualitas pekerjaan audit. Sebagian besar penelitian
mengindikasikan bahwa tekanan waktu bisa mendorong perilaku disfungsional
antara lain terjadinya premature sign-off dan under-reporting of chargeable
time (Kelly dan Margheim, 1990; Glover, 1997; Dezoort, 1998; Soobaroyen dan
Chengabroyan, 2005).
Konflik
dalam sebuah audit akan berkembang pada saat auditor mengungkapkan informasi
tetapi informasi tersebut oleh klien tidak ingin dipublikasikan kepada umum.
Konflik ini akan menjadi sebuah dilema etika ketika auditor diharuskan membuat
keputusan yang menyangkut independensi dan integritasnya dengan imbalan
ekonomis yang mungkin terjadi di sisi lainnya. Pengembangan dan kesadaran
etis/moral memainkan peran kunci dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et.al,
1997). Akuntan secara terus menerus berhadapan dengan dilemma etika yang
melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang bertentangan. Pertimbangan
professional berlandaskan pada nilai dan keyakinan individu, sehingga kesadaran
etika/moral memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan dalam pekerjaan
audit (Deis & Giroux, 1992; Shaub & Lawrence, 1996; Trevino, 1986).
METODE PENELITIAN
Populasi
yang dipilih dalam penelitian ini adalah auditor yang terdapat dalam KAP yang terdapat
di Jawa Tengah. Pemilihan sampel penelitian dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan satu variabel
terikat (dependen) yaitu kualitas audit, tiga variable bebas (independen) yaitu
pengalaman, time budget pressure dan etika auditor. Indikator yang
digunakan untuk mengukur pengalaman adalah sebagai berikut : (a) lama melakukan
audit, (b) jumlah klien yang sudah diaudit, (c) jenis perusahaan yang pernah di
audit. Indikator yang digunakan untuk mengukur time budget pressure adalah
sebagai berikut: (a) keketatan anggaran, dan (b) ketercapaian anggaran.
Variabel
etika auditor akan diproksikan dalam dua dimensi yakni: (a) locus of control
internal dan (b) kesadaran etis. Etika auditor yang diukur dalam etika
auditor ini dibatasi pada nilai etis yang dimiliki auditor. Adapun untuk
mengukur kualitas audit pada auditor dalam penelitian ini digunakan indikator
kualitas audit yang dikembangkan dan dikemukakan oleh: Wooten (2003), Bhen et.al
(1997), Duff (2004), yaitu sebagai berikut: (a) deteksi salah saji, (b)
melaporkan salah saji, (c) komitmen yang kuat terhadap jasa audit yang
diberikan kepada klien, (d) prinsip kehati-hatian, (e) review dan
pengendalian oleh supervisor, (f) perhatian yang diberikan oleh manajer dan
patner.
Pengujian
validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstrak (construct
validity) dan teknik yang digunakan adalah dengan Pearson Product Moment.
Teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah reliabilitas
konsistensi internal. Untuk mengukur konsistensi internal digunakan
pengujian dengan teknik Cronbach’s Alpha. Untuk memastikan apakah ada
pengaruh pengalaman, time budget pressure dan etika auditor
terhadap kualitas audit maka pengujian dilakukan dengan uji analisis
jalur (path analysis). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah:
H1 : Pengalaman, time budget pressure dan etika auditor
berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit.
H2 : Pengalaman, time budget pressure dan etika auditor
berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
pengujian validitas data menunjukkan bahwa semua (enam) item pertanyaan untuk
variabel pengalaman valid. Semua (empat) item pertanyaan untuk mengukur time
budget pressure valid. Sedangkan untuk variabel etika auditor terdapat satu
item pertanyaan untuk dimensi locus of control yang tidak valid
sehingga di keluarkan dari data yang digunakan. Hasil pengujian validitas untuk
variabel kualiatas audit menunjukkan semua pertanyaan valid. Hasil pengujian
reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan reliabel.
Berdasarkan
hasil output regresi diperoleh hubungan positif yang kuat antara pengalaman
dengan kualitas audit sebesar 0,664. Hubungan positif yang sedang antara etika
auditor dengan kualitas audit sebesar 0,573, hubungan positif yang sedang
antara pengalaman dengan etika auditor
sebesar 0,475. Hubungan negatif
yang sedang antara time budget pressure dengan kualitas audit sebesar
-0,453. Hasil perhitungan menunjukkan koefisien jalur pengalaman terhadap
kualitas audit sebesar 0,485, koefisien jalur time budget pressure terhadap
kualitas audit sebesar -0,286, dan koefisien jalur etika auditor terhadap
kualitas audit sebesar 0,261.
Pengujian
hipotesis pertama menggunakan data Fhitung dan Ftabel. Ftabel
untuk tingkat signifikansi 0,05 dan derajat bebas db1 = 3 dan db2 = 85-3-1 =
81, diperoleh F 0,05(3,81) = 2,72. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel
(40,692 > 2,72) maka dapat diambil keputusan untuk menolak H0.
Berdasarkan hasil uji empiris diperoleh nilai F untuk model sebesar 40,692
dengan nilai probabilitas (sig) 0,000. Karena nilai sig < 0,05, maka Ho
ditolak dan pengujian secara individual dapat dilakukan. Dengan demikian
hipotesis pertama dalam penelitian ini (H1) diterima (terbukti), sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengalaman, time budget pressure dan etika auditor
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Pengujian
hipotesis kedua menggunakan data thitung dan ttabel.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien jalur variabel pengalaman ke
kualitas audit sebesar 0,485 (t = 6,073; P = 0,000), koefisien jalur benilai
positif (0,485). Pengujian parsial diketahui bahwa untuk variabel pengalaman thitung
> ttabel (6,073 > 1,6639) dan dapat juga dilihat tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Hasil menunjukkan
koefisien jalur pengalaman ke kualitas secara statistik signifikan (Ho
ditolak). Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam
memprediksi kinerja auditor. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil
penelitian Choo & Trotman (1991), Boner & Lewis (1990) dan Abdolmohammadi
& Wright (1987) memberikan bukti empiris bahwa auditor berpengalaman lebih banyak
menemukan item-item yang tidak umum (atypical) dibandingkan auditor yang
kurang berpengalaman, dampak pengalaman auditor akan signifikan terhadap hasil
kinerja auditor, mereka juga menyimpulkan bahwa staf yang berpengalaman akan
memberikan pendapat yang berbeda dengan staf junior untuk tugas-tugas yang
sifatnya terstruktur.
Pengujian
hipotesis kedua untuk variabel time budget pressure menunjukkan nilai
koefisien
jalur time budget pressure ke
kualitas audit sebesar -0,285 (t = -3,894 ; P = 0,000), koefisien jalur benilai
negatif (-0,285). Berdasarkan hasil perhitungan juga diketahui bahwa thitung
> ttabel (3,894 > 1,6639) dan dapat juga dilihat tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Hasil menunjukkan
koefisien jalur time budget pressure ke kualitas audit secara statistik
signifikan (Ho ditolak). Jadi dapat disimpulkan bahwa time budget pressure berpengaruh
negatif signifikan terhadap kualitas audit. Semakin tinggi time budget
pressure maka semakin rendah kualitas audit. Walaupun sebagian besar
auditor tidak melakukan prematur sign-off, akan tetapi terdapat jumlah
yang cukup banyak yang menyatakan kadang-kadang juga melakukannya 38,8 persen.
Sebagian besar (74,1 persen) auditor menyatakan sering memenuhi anggaran biaya
jika mencatat waktu yang dilakukan untuk melakukan audit.
Berdasarkan
hasil uji empiris diperoleh nilai koefisien jalur etika auditor kepada kualitas
audit sebesar 0,261 (t = 3,186 ; P = 0,002), koefisien jalur benilai positif
(0,261). Hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa thitung > ttabel
(3,186 > 1,6639) dan dapat juga dilihat tingkat signifikansi lebih kecil
dari 0,05 (0,002 < 0,05). Hasil menunjukkan koefisien jalur etika auditor
kepada kualitas audit secara statistic signifikan
(Ho ditolak). Jadi dapat disimpulkan bahwa etika auditor berpengaruh positif signifikan
terhadap kualitas audit. Semakin tinggi etika auditor maka semakin tinggi
kualitas audit.
Menurut
Ziegenfuss & Singhapakdi (1994) bahwa orientasi etika auditor mempunyai hubungan
positif dengan perilaku pengambilan keputusan etis. Auditor dengan skor idealisme
yang tinggi akan cenderung membuat keputusan yang secara absolut lebih bermoral
(favor moral absolute) dan sebaliknya.
KESIMPULAN
- Pengalaman audit, time budget pressure dan etika auditor secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit. Pengalaman audit memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kualitas audit, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pengalaman audit maka akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kualitas audit. Time budget pressure berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas audit, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tekanan anggaran waktu maka akan berpengaruh terhadap penurunan kualitas audit. Etika auditor berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi etika auditor maka akan berpengaruh terhada meningkatknya kualitas audit.
SARAN
Adanya
pengaruh positif dari pengalaman terhadap kualitas audit maka disarankan kepada
kantor akuntan publik untuk memberikan penugasan audit yang memiliki
kompleksitas tugas audit yang tinggi kepada auditor yang sudah memiliki
pengalaman audit, baik pengalaman dari sisi lama melakukan audit,pengalaman dari jumlah klien yang
diaudit dan pengalaman dari jenis perusahaan yang diaudit. Hasil penelitian
yang menunjukkan terdapat pengaruh negatif time budget pressure terhadap
kualitas audit, maka hal ini tentunya perlu menjadi perhatian perusahaan
auditor untuk lebih memperhatikan penyusunan rencana anggaran auditnya baik
dalam hal anggaran waktu audit maupun penyusunan rencana anggaran biaya audit.
Pelaksanaan audit tidak mengalami tekanan anggaran waktu yang berlebihan yang
dapat mengancam kualitas audit.